Makalah Keterbagian dan fpb

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
          Teori bilangan adalah salah satu cabang pelajaran matematika. Dalam teori bilangan ada BAB yang berjudul Keterbagian Bilangan. Keterbagian Bilangan merupakan dasar dari berbagai sifat teori bilangan, oleh karenanya kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi harus mempelajari dan memahami keterbagian bilangan. Menyikapi hal tersebut kami sebagai penyusun makalah ini berusaha menyajikannya yang Insya Allah akan menambah pengetahuan kita.
          Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir setiap orang, oleh karena itu kesadaran untuk mampu mengetahui dan memahami matematika bagi siswa sangat diharapkan sudah bertumbuh sejak usia dini. Membentuk pemahaman yang utuh pada anak dalam pelajaran matematika diperlukan kecintaan terlebih dahulu terhadap matematika, oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mampu menciptakan “Fun Learning” di dalam kelas. Fun learning pada matematika dapat tercipta apabila seorang guru mampu mengajarkan konsep matematika menggunakan metode dan tehnik-tehnik yang bervariatif sehingga tidak menoton dan membosankan bagi anak didik.
1.2 Tujuan Penulisan
          Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahu dan memahami tentang Keterbagian dan FPB !



BAB II
PEMBAHASAN
2.1.    Pengertian Keterbagian
          Keterbagian (divisibility) merupakan dasar pengembangan teori bilangan, sehingga konsep-konsep keterbagian akan banyak digunakan didalam sebagian besar uraian atau penjelasan matematis tentang pembuktian teorema. Keadaan inilah yang memberikan gagasan tentang perlunya definisi keterbagian. Keterbagian atau divisibility adalah sudut pandang matematika yang mempelajari suatu bilangan yang habis oleh bilangan lain.
A.      Sifat-Sifat Keterbagian
Teorema 1                                                         
Jika a, b, dan c adalah bilangan bulat dengan a│b dan  b│c maka a│c.
Bukti
a│b dan b│c maka menurut Definisi, terdapat bilangan bulat m dan n sedemikian sehingga   c = bn = (am)n = a(mn). Jadi, c = a(mn). Untuk suatu mn = p  anggota bilangan Bulat maka c = ap Akibatnya menurut Definisi, a│c.
Teorema 2
Jika a, b, dan c adalah bilangan bulat dengan c│a dan c│b maka c│(am+bm). untuk suatu m,n anggota bilangan bulat.
Bukti
            c│a dan c│b maka terdapat bilangan bulat x dan y sedemikian sehingga a =cx dan b =cy
Sehingga, am = c(xm) dan  bn =c(yn). untuk suatu xm = p dan (yn)=q, Maka:
 am + bn = c(p+q). Akibatnya,c│(am+bn).

Teorema 3 (Buchmann, 2002: 3)
a.          Jika a│b dan b ≠ 0 maka |a| ≤ |b|.
b.         Jika a│b dan b│a maka |a| = |b|.
Bukti
a.          Jika  a│b dan b ≠ 0 maka menurut Definisi, terdapat  m ≠ 0
sedemikian sehingga b = am.
Karena b = am maka |b| = |am| ≥ |a| sehingga, |a| ≤ |b|.
b.         Andaikan  a│b dan b│a.  Jika a = 0 maka b = 0 dan jika a ≠ 0  maka b ≠ 0.
Selanjutnya,
Jika  a ≠ 0 dan  b ≠ 0 maka sesuai dengan Teorema 3a, |a| ≤ |b| dan |b| ≤ |a| sehingga |a| = |b|.
B.      Contoh Keterbagian
          Untuk menguji suatu bilangan bulat dapat dibagi (habis dibagi) atau tidak dapat dibagi oleh bilangan bulat lain kita dapat menggunakan kalkulator atau dengan metode pembagian cara panjang. Meskipun demikian, kita akan menggungkap cara lain untuk menguji keterbagian beberapa bilangan bulat. Sebagai contoh, kita akan menentukan apakah 1734 habis dibagi oleh 17. Untuk keperluan ini, perhatikan langkah-langkah berikut ini:
1734 = 1700 + 34
          Karena 171700 dan 1734, menurut sifat keterbagian, 17(1700 + 34), atau 171734. Dengan cara yang sama, kita dapat menentukan bahwa 17┼1735.
          Untuk menentukan apakah suatu bilangan bulat n dapat dibagi (habis dibagi) oleh bilangan bulat lain d, kita pertimbangkan bahwa n sebagai jumlah atau selisih dua bilangan-bilangan bulat di mana d paling sedikit dapat membagi satu dari bilangan-bilangan bulat itu. Sebagai contoh, tentukan apakah 358 habis dibagi oleh 2. Jelas sekali bahwa 358 dapat dibagi oleh 2 karena 358 adalah bilangan genap. Hal ini karena digit satuannya 2. Selanjutnya perhatikan yang berikut ini:
358 = 350 + 8 = 35(10) + 8
          Kita mengetahui bahwa 210 sehingga 235(10), dan 28 yang mengakibatkan 2(35(10) + 8). Karena 2 membagi sebarang bilangan berkelipatan 10, untuk menentukan apakah suatu bilangan dapat dibagi oleh 2 cukup dengan memperhatikan apakah digit satuannya dapat dibagi oleh 2. Jika digit satuannya tidak dapat dibagi oleh 2 maka bilangan itu tidak dapat dibagi oleh 2.
2.2.    Dalil-dalil Keterbagian
Keterbagian Dalam Bilangan Bulat
          Sifat-sifat yang berkaitan dengan keterbagian telah dipelajari oleh Euclid 350 SM (Niven, 1999:4).  Pengembangan selanjutnya telah banyak dikembangkan oleh beberapa ahli matematika yang lain, misalnya yang berkaitan dengan bilangan komposit, perkalian dalam usaha untuk mengembangkan teori bilangan. Karena pentingnya sifat keterbagian maka akibatnya konsep tersebut sering muncul dalam Aljabar Modern dan Struktur Aljabar (Muhsetyo, 1994:18)
          Suatu bilangan bulat x dikatakan habis dibagi oleh suatu bilangan bulat y ≠ 0, jika terdapat satu bilangan bulat p sedemikian sehingga x = py. Jika hal ini dipenuhi maka y dikatakan membagi x dan dinotasikan dengan y │ x yang dapat diartikan sebagai y adalah faktor (pembagi) x, atau x adalah kelipatan y. Jika y tidak membagi x dinotasikan dengan y ┼ x.




2.3.    Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
           Faktor Persekutuan Terbesar atau yang familiar disebut sebagai FPB dari dua bilangan merupakan bilangan bulat positif terbesar yang dapat membagi habis kedua bilangan tersebut. Terdapat beberapa metode untuk mencari FPB, yaitu :

1.       Menggunakan Faktor Persekutuan
          Faktor persekutuan merupakan  faktor yang sama dari dua bilangan atau lebih dan FPB itu sendiri adalah nilai paling besar dari faktor persekutuan dua bilangan atau lebih itu.
Contoh:
carilah  FPB dari 4, 8 dan 12?
Penyelesaian :
Faktor dari 4 adalah = {1, 2, 4}
Faktor dari 8 adalah = {1, 2, 4, 8}
Faktor 12 adalah= {1, 2, 3, 4, 6, 12}
Faktor persekutuannya adalah 1, 2, 4
Nilai yang terbesar adalah 4, sehingga FPBnya adalah 4

2.       Menggunakan Faktorisasi Prima
Pada cara ini kita ambil bilangan faktor yang sama, selanjutnya ambil yang terkecil dari 2 atau lebih bilangan.
Contoh:
a. carilah  FPB dari 4, 8 dan 12?
Penyelesaian :
buatlah  pohon faktornya
Screenshot_22
sehingga faktor dari 4, 8 dan 12 yang sama adalah 2, dan  yang terkecil adalah 2² = 4
Maka FPB dari 4, 8 dan 12 adalah 4

b.Tentukan FPB dari bilangan 20 dan 30
Screenshot_23
·         2 dan 5 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat faktorisasi prima kedua pohon faktor.
·         Pangkat terendah dari 2 adalah 1.
·         Pangkat terendah dari 5 adalah 1.
·         Maka FPB =  2 X 5  =  10

c.Tentukan FPB dari bilangan 48 dan 60
Screenshot_24
2 dan 3 merupakan bilangan primayang sama terdapat faktorisasi prima dari kedua pohon faktor, dimana pangkat terendah dari 2 adalah 2 dan pangkat terendah dari 3 adalah 1 sehingga FPB dari kedua bilangan tersebut yaitu 2².3=12
3.       Menggunakan Tabel
Cara tabel ini yaitu dengan membagi bilangan yang dicari menggunakan bilangan prima.
contoh :
a. Tentukan FPB dari bilangan 21 dan 35
21
35
3
7
5
5
7
1
7
1
1
                          FPB  =  3
 b. Tentukan FPB dari bilangan 36 dan 54
36
54
2
18
27
2
9
27
3
3
9
3
1
3
3
1
1
FPB  = 2 X 3 X 3=  2 X 32  =  18
Untuk contoh a karena hanya bilangan 3 saja yang bisa membagi habis 21 dan 35 maka FPB = 3
Untuk contoh b hanya yang diberi huruf tebal yang bisa bagi habis bilangan di atasnya saja



c. Tentukan FPB dari bilangan 75, 105 dan 120
75
105
120
2
75
105
60
2
75
105
30
2
75
105
15
3
25
35
5
5
5
7
1
5
1
7
1
7
1
1
1
       FPB  =  3  X  5  =  15
 
BAB III
PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
           Sifat-sifat yang berkaitan dengan keterbagian telah dipelajari oleh Euclid 350 SM (Niven, 1999:4).  Pengembangan selanjutnya telah banyak dikembangkan oleh beberapa ahli matematika yang lain, misalnya yang berkaitan dengan bilangan komposit, perkalian dalam usaha untuk mengembangkan teori bilanganKarena pentingnya sifat keterbagian maka akibatnya konsep tersebut sering muncul dalam Aljabar Modern dan Struktur Aljabar (Muhsetyo, 1994:18)
          Suatu bilangan bulat x dikatakan habis dibagi oleh suatu bilangan bulat y ≠ 0, jika terdapat satu bilangan bulat p sedemikian sehingga x = py. Jika hal ini dipenuhi maka y dikatakan membagi x dan dinotasikan dengan y │ x yang dapat diartikan sebagai y adalah faktor (pembagi) x, atau x adalah kelipatan y. Jika y tidak membagi x dinotasikan dengan y ┼ x.
          FPB adalah singkatan dari Faktor Persekutuan Terbesar, yaitu faktor-faktor atau angka-angka pembagi yang paling besar dari suatu bilangan. Untuk menentukan factor persekutuan terbesar dari dua bilangan a dan b, tentukan dulu factor-faktor dari a dan b, kemudian identifikasi dan kumpulkan factor yang sama, selanjutnya pilih yang terbesar.
          Factor persekutuan terbesar dari a dan b ditulis dengan notasi FPB (a,b) atau (a,b).
Kelipatan Persekutuan Terkecil, yaitu kelipatan dari suatu bilangan tapi yang
nilainya paling kecil.



DAFTAR PUSTAKA

http://liaazalealova.blogspot.co.id/2012/09/keterbagian-sifat-sifatnya-serta.html

No comments:

Post a Comment

Informasi Pendidikan

tesss